Semakin lama, semakin terasa bahwa yang berjuang hanyalah
aku. Sedangkan kamu sebaliknya. Semakin ke sini aku bukan mendapati dirimu
semakin berubah lebih cair, namun malah menjadi seorang paling menghindar kalau
ada aku. Apa salahku? Apakah mencintaimu salah? Apakah mencintaimu adalah satu
dosa besar yang harus segera kulebur dengan cara menjauh perlahan.
Sejak awal aku sudah memastikan diri bahwa mencintaimu tak
harus selalu memiliki. Cukup dari kejauhan yang tak harus selalu kamu kunjungi.
Aku telah menjaga perasaan ini agar tetap baik-baik saja bahkan ketika kamu
harus bahagia bersama orang lain. Agar pada akhirnya aku bisa sedikit demi
sedikit merelakanmu, kemudian perlahan melupakanmu, dan akhirnya aku hanya akan
menjadikanmu kenangan sekaligus pembelajaran.
Namun yang kuminta. Bisakah kamu tidak sebegitu bekunya.
Kalau memang tak memiliki perasaan apa-apa untukku, aku tak pernah memaksa.
Hanya saja, sikapmu yang bahkan seperti tak pernah mau mengenaliku sedikitpun,
membuatku luka. Lebih luka daripada sakitnya dikecewakan. Lebih luka daripada
melihatmu bersama orang lain.
Namun di akhir kata-kata ini. Aku mungkin tak bisa membuatmu
berubah sedikitpun. Aku mungkin hanya bisa mengubah diriku sendiri. Untuk harus
selalu bahagia. Ada ataupun tidak ada kamu.
-Ikrom Mustofa-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar