Satu
doa terbaik untukmu adalah, bisakah kamu kembali dari kepergian sementaramu.
Aku percaya bahwa jatuh cinta tak harus memiliki, mengagumi dari kejauhan
bahkan bisa saja lebih syahdu. Namun, bisakah penerimaan itu tak menerpa
diriku. Aku ingin semuanya seperti sediakala, seperti dahulu kita bersama.
Pergimu adalah resah, dan resah ini mendera dada. Semakin hari, semakin sakit
rasanya.
Mengembalikan
yang pergi. Aku mulai rajin menyusun siasat untuk mengembalikan keadaan kita
seperti pertama jumpa. Bagiku saat ini kita tengah mati suri yang pada akhirnya
harus hidup kembali. Menghirup udara seperti hidup normal kebanyakan orang,
namun dengan jiwa yang baru. Atau kita seperti pepohonan yang harus segera
didatangi hujan. Menyuburkan, membuat kita hidup kembali. Tak hanya fisik,
namun juga kita menjadi jiwa-jiwa yang hidup. Aku mau kita bersatu, tanpa
rentetan kenelangsaan seperti sekarang.
Mengembalikan
yang pergi. Aku dan kamu yang tak perlu lagi berkutat dalam teka-teki. Menuruti
perasaan ini yang makin menjadi-jadi. Kita tak butuh sandiwara soal hati.
Apalagi kita telah berucap untuk saling menepati janji.
Bisakah
kamu kembali?
-Ikrom
Mustofa-
Dalam
Sketsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar