Aku bukan pemain drama, lakon, atau sinetron yang mudah menyesuaikan peran. Hari ini kecewa, esok bisa saja menjadi pemeran utama yang paling gembira. Bahkan, tak selamanya aku menyetujui frase bahwa dunia adalah panggung sandiwara. Atau jangan-jangan kamu menganggap keseriusan yang terus kutekuni hingga sejauh ini ialah sandiwara belaka. Aku serius, dan ini jauh sekali dengan istilah main-main.
Mengembalikan diriku pada awal perjuanganku ialah lebih baik.
Ada satu siasat jitu menurutku untuk
lebih bisa menerimamu dalam kondisi apa pun. Ialah mengembalikan hari-hari pada
kondisi semestinya. Kecamuk bernama perasaan tak pernah habis untuk dibahas. Ia
seperti udara, mengikuti bentuk sekelilingnya. Semakin besar ruangannya,
semakin besar pula udara yang memenuhi ruangan itu. Hingga pada akhirnya, untuk
menghadapi sekaligus menyiasatinya, aku hanya menyisakan satu ruangan paling
kecil di kepala, dan satu bilik paling kecil di hati untuk sebuah benda bernama
perasaan itu sendiri.
Aku kembalikan diriku untuk bersikap
normal sebagaimana mestinya. Semoga ini yang kamu inginkan. Lagi pula, jika
memang kamu tak lagi peduli, tak mengapa. Sebab aku menjadi begini akhir-akhir
ini juga atas kemauanku sendiri dan dengan motivasi tersendiri pula. Aku ingin
menjadi lebih baik.
Aku melakukannya sendiri, dan itu membutuhkan waktu lama.
Bagaimanapun, aku cukup perasa.
Menjadi makhluk dengan perasaan cukup besar membuatku sulit berubah. Aku hampir
sering berdiam pada satu titik dengan alasan kenyamanan. Aku kerap
mengkhawatirkan jarak, perasaan, bahkan kehilangan. Aku mengkhawatirkanmu yang
mudah berubah oleh ruang dan waktu. Padahal perasaan sesungguhnya tak terlalu
butuh dua dimensi itu. Menyesakkan memang apabila rasa terkekang oleh ruang
atau terbebani oleh waktu.
Mengembalikan hari-hari menjadi
seperti ini adalah niatanku sejak lama. Aku menjadi lebih tenang dengan keadaan
tanpa tekanan dari siapa pun. Bila rindu berbinar-binar, akan kubiarkan ia
berkeliaran bebas di sekelilingku, begitu lebih tak tersiksa.
Pada satu waktu, kita bebas berlari. Menjauh dari ranah nyata dan menepi
dari biasanya.
Ijin share, Kak.. :)
BalasHapus