Kisah pagi hari
Hujan yang kehilangan dahan
Dan rindu yang kehilangan majikan
Lagu sendu tak cukup menenangkan
Ia ditelan kolom-kolom udara
Kemudian hening
Pagi tak memerlukan sanjungan
Datang tepat waktu
Tepat di akhir do'a-do'a orang tua
Yang khusuk pada kultum subuh
Hujan di pagi hari
Ini bukan lereng fuji
Yang dengan sesukanya
Kau petik apel merah darah
Trotoar yang hilang
Gang luka
Ini hujan terakhir kita
Pada pertemuan gardu ujung rumahmu
Kenangan di pagi hari
Rindu yang sedari tadi bisu
Bermalam tiba-tiba
Ruangan yang sesak
Namun ia yang merapikan pada tempatnya
Kursi saksi pembicaraan kisah cinta abad 18
Buku-buku sastra yang kerap berserakan
Di antara pelukan hangat kita
Ada hujan
Tepat di pelupuk matamu
Aku menyaksikan itu
Dari kejauhan
Bogor, 8 Agustus 2016
-Ikrom Mustofa-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar