Selamat siang dari sudut kereta malam.
Sesekali aku hanya rindu sebagai penonton super nurut pada skenario paling polos namun membuat trenyuh. Melihat lambaian tangan bocah-bocah tak beralas kaki memenuhi gundukan tanah di samping rel. "Jangan di situ, bahaya!" Pekikku, namun tertahan dalam hati setelah aku sadar bahwa aku penonton.
Melihat sampah bercampur air warna keruh di sungai-sungai. Rasanya mau mengabadikan gambarnya kemudian membagikan di akun media sosialku, namun aku sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak suka berwacana. Aku penonton, gumamku. Tapi kenapa masih juga banyak maunya.
Aku melihat banyak -tak hanya sungai dan bocah-bocah lucu-, namun tak mau dan tak mampu berkata-kata.
Sudah masuk hari kedua di Bulan Desember, sudahkah jadi penonton yang baik selama satu tahun ini?, batinku dalam hati.
Mojokerto, 2 Desember 2015
bagusssss,,, sukaaaaaa,,,
BalasHapus