Minggu, ya, tepat di
hari minggu. Lepas sudah penantian selama tujuh hari. Penat sebenarnya, namun
merebahkan badan bukan keputusan yang tepat saat menanti banyak hal yang
datang. Karena melewatkan setiap hal berarti memilih untuk tak pernah bertemu,
apa lagi melewatkanmu. Ah, kamu lagi. Adakah cerita lain yang lebih melupakan
daripada menunggu namun terus mengingat.
Di tanganku telah
terpampang sebuah Peta Dunia, sebuah lembaran tipis kira-kira satu meter
persegi yang cukup ku idam-idamkan selama beberapa minggu terakhir akhirnya
berhasil dimiliki juga. Kira-kira kamu di mana ya? Seraya ku kait-kaitkan
dengan hadley cells, ferrel cell, hingga sel tunggal yang tak pernah alfa dari
bahasan meteorologi.
Sekarang di kotaku
sedang musim hujan, apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Atau sekarang
kamu tengah berbalut jaket tebal, berpalto, atau malah tengah merasakan hawa
panas di belahan bumi yang lain. Aku kurang sehat, namun kamu tak perlu tahu.
Karena aku juga belum tahu kesehatanmu. Jangankan menanyakan, menitipkan do’a
juga aku perlu berhati-hati atau berpikir dua kali.
Kali ini aku melingkari
titik-titik pada setiap kota, desa, dan negeri yang pernah ku singgahi. Tenyata
masih begitu kecil, hanya sebatas Asia, belum berkesempatan menginjakkan kaki
di benua lainnya. Semoga kamu sama, hingga kita nanti akan berkeliling berdua,
berdua saja. Kalaupun kamu belum pernah sama sekali mengunjungi setiap belahan
bumi Allah yang lain, maka pastikan aku adalah pemandu perjalananmu, cukup
untuk kamu.
Bogor, 19 April 2014
Sehari sebelum ahad pagi
Sehari sebelum ahad pagi
Ikrom Mustofa
kamu, ahad pagi.. :D
BalasHapuswah, Teh iin. :D
Hapus