Jangan buru-buru pergi untuk penantian yang hanya 31 hari.
Januari, hari-hari yang selalu kau sebut hampa, namun sejujurnya romantis. Ia yang pernah mengingatkan kamu bahwa segalanya butuh waktu, bahwa yang hilang tentu akan terganti, bahwa keberpisahan bukan sekedar ilusi. Januari ialah mimpi, tempat banyak orang merangkai seribu, bahkan sejuta resolusi, tempat banyak tim merencanakan hal yang lebih hebat lagi. Ya, itu Januari, 31 hari yang begitu singkat bagi kamu yang selalu menata waktu, namun terasa sangat lama bagi mereka yang menunggu tanpa teori.
Januari bukan Februari, sama sekali bukan bulan ini. Aku merasakan rintik hujan yang berbeda, aku merasakan kehangatan yang berbeda, dan aku merasakan kamu yang juga berbeda. Bulan Februari di tahun ini hanya dengan 28 hari saja, sehingga kita harus menahan rindu empat tahun lamanya untuk sekedar menambah satu hari. Lalu apa yang membuatmu resah dengan Januari? 31 hari yang takkan terkurangi, yang selalu ada setiap tahunnya.
Mungkin air mata? ya, Januari memang sering berlinang air mata. Banyak nikmat tuhan yang terangkai dengan rencana berbeda di Januari. Mereka menyebutnya bencana, namun tak selamanya ini bencana. Januari ialah resolusi sekaligus titik impas dan hadiah tuhan. Mereka marah dengan banjir ekstrim Januari, namun mereka lupa tentang ambisi yang kadang tak sesuai janji. Kita geram dengan ketidakberdayaan mimpi, namun kita lupa menargetkan lebih jauh lagi. Januari ialah tentang mimpi, dan mimpi tak pernah mau dibeli, dengan harga berapapun. Mungkin soal keberpisahan? Ini soal kuantitas, soal jumlah yang seketika membuat kita lemah. Januari cukup menyesakkan juga ternyata, tentang berapa banyak Ibu yang terpisah dari anaknya, kekasih yang terpisah dengan kekasihnya, bahkan ruh yang terpisah dari jasadnya. Bencana Januari, ialah air mata yang sesenggukan, hati yang miris, dan jiwa yang tak berdaya.
Namun sekali lagi Januari, segala keromantisan terjadi. Kamu tentu menyukai hujan, aku apalagi. Jika kamu menyukai rintik gerimisnya, maka aku akan menyukai hujan derasnya. Kalau mereka menyukai butir air yang tertangkap lewat lensa, maka aku akan menyukai mereka yang juga suka hujan. Karena sering kali banyak cerita terangkai saat hujan tiba, banyak inspirasi tercipta lewat butiran hujan. Lalu? Sekali lagi tuhan maha pemurah, Januari hampir selalu diberkahi hujan dengan intensitas yang sangat tinggi, bahkan puncak curah hujan terjadi di bulan Januari untuk banyak daerah di Negeri ini.
Bagiku? Januari ialah kamu yang tersenyum lewat hati, Januari ialah tentang mitigasi, dan Januari ialah soal menata mimpi serta merangkai resolusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar