“Lakukan, terkadang kata-kata harus segera dibebaskan”
Berbeda itu naluri, dan memahami perbedaan adalah sebuah
keharusan. Kita mungkin berbeda cara dalam berbicara, mengungkapkan pendapat,
menuliskan kata-kata, atau mungkin menceritakan peristiwa. Ada sebagian kita
yang lebih memilih diam dari pada memperjuangkan kata, ada yang memilih menulis
dari sebuah pembicaraan, namun ada yang aktif bersuara dari pada sebuah
aspirasi lewat tulisan.
Tak ada yang lebih untuk masing-masing peran, namun tak
pernah ada yang terasingkan dari komunitas. Karena kita adalah bagian dari
banyak pilihan, dan setiap hal yang telah dipilih adalah kepastian. Tak semua
kita mampu berkata-kata, namun yakinlah semua orang tentu mampu membahasakan
dirinya. Ini bukan soal kontras, gender, ataupun kharisma. Namun ini adalah
tentang kata, tentang bahasa dan pemaknaan setiap kita.
Lihatlah pelangi selepas hujan, tak ada yang lebih istimewa
dari setiap warnanya, namun kumpulannya selalu melahirkan keistimewaan. Lalu
kita saling pandang, karena sejatinya kebersamaan selalu berbuah makna. Lalu kita
saling melengkapi, karena hakikat manusia ialah ketidaksempurnaan yang
digariskan oleh-Nya untuk saling mengenali satu sama lain.
Maka, segeralah menentukan, kita dengan apapun yang
dikehendaki. Karena terkadang kata-kata harus segera dibebaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar