“mencobalah lebih lama...”
“Sampai kapan?” tanyamu.
“lalu kita harus terus bersabar sedang kepastian tak pernah
sampai, Lalu kita harus tetap menunggu dengan banyak waktu yang tak terabadikan.”
Kilahmu kembali.
Kita lelah? Ya, mungkin saja. Sebab perjalanan tadi hanya
menceritakan beban musibah hingga kita melupakan manisnya senja, dahsyatnya
pagi, dan banyak hal tentangnya. Kita terlalu mahir mengkritisi perjalanan,
sampai lupa cara mensyukuri. Mungkin kita terlalu menyesali perjalanan, hingga
tak ingat kiat bersabar.
Maka teruslah berjalan, lupakan beberapa caramu berhenti. Kita hanya
butuh mengulangi, bukan hanya sekedar mencoba lalu berhenti. Dan bersabarlah,
karena ia tak mungkin menihilkan solusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar