“lebih baik menunggu sosok yang tepat, daripada menghabiskan waktu bersama orang yang salah.” (anonim).
Kau tau, apa yang ku lakukan ketika menunggu
Tak banyak yang bisa ku perbuat
Sebab waktu serasa sempit untuk ku kaitkan dengan banyak hal
Namun ia begitu melelahkan untuk sekedar berdiam
Jemu, saat tak sesegera bertemu
Bosan, ketika larut dalam penantian
Namun pernah menjadi terburu-buru
Sewaktu aku memutuskan pulang atau melanjutkan
Ini masih cukup pagi
Sedang engkau telah bertengger di bangku kelabu itu
Menunggu, ya, engkau tengah menunggu
Bukan menunggu pagi, sebab ia mengalir adanya
Hingga tak perlu menunggu sehampa ini
Kibasan angin sesekali menggulung kerudungmu
Ah, ia cukup amboi untuk menghibur penantian
Sesekali engkau menghembuskan nafas, melepaskan penat
Duduk, kemudian berdiri
Melangkah kemudian berbalik, konstan tanpa haluan
Sejak pagi itu,
Engkau tengah menunggu,
Walau harus berdiam, walau hanya dengan lantunan do’a
Tanpa ucap yang merengkuh
Tanpa memilih sesiapa ia
Sebab engkau menunggu tanpa menentukan
Beruntunglah,
Engkau yang menunggu tanpa harus menodai waktu
Sebab memilih terkadang khilaf
Bahkan sering larut dalam nafsu
Karena menentukan terkadang melukai
Inilah indahnya menunggu
Yakinlah, engkau tentu tidak sedang jemu menunggu
Bahkan engkau terlihat begitu menikmati
Semakin engkau tekun menunggu
Semakin indah rasanya
*ku dedikasikan untuk setiap muslimah yang istiqamah
menunggu sosok tepat waktu. Ini bukan soal kapan dan dengan siapa, namun ini
adalah kesempatan untuk tetap menjalani dengan baik dan benar. Wallahu a’lam
bis-shawaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar