Kita yang pernah berbicara
Membebaskan hasrat
Menunjukkan kesungguhan
Meniadakan ketiadaan diri
Sejatinya kamu ada
Untuk setiap kesempatan
Untuk waktu yang tak terabaikan
Sebab ikhtiarmu tegar, tawwakalmu nyaris runtut
Tak terlewatkan
Aku juga
Kesempatan membuatku hidup
Menjiwai hidup dan kehidupan
Namun kita berbeda
Untuk mengisi celah
Aku dengan caraku yang mungkin sederhana
Engkau dengan hal ikhwal yang hampir kekal
Adamu terkadang melupakan
Usahaku sering membuatnya terlupakan
Manusiawi
Sebab ikhtiar terkadang tak mampu menuai sempurna
Tanpa ruhani yang menguatkan
Adamu terkadang melewatkan
Ikhtiarku sering mengabaikan kehendak
Kita sering terbungkam oleh prinsip
Kaku, disaat yang lain hendak menghargai
Kita sering tercekik logika
Keras, disaat yang lain hendak meluangkan waktu
Belajarlah menghargai
Mungkin tatap mata tak begitu berarti
Namun ini soal hati, soal menjiwai
Belajarlah mengerti
Kebiasaan tak harus menyamai
Adat tak harus teranulir waktu
Ini adalah rasa, beragam namun berbagi
Belajarlah menjiwai
Improvisasi sesiapapun mungkin berbeda
Sejenak kesampingkan kakunya prinsip
Disaat sesiapa hendak menghargai
Prambanan, 26 Juni 2013
*ku dedikasikan untuk banyak
sosok yang terkadang harus mencoba mengesampingkan prinsip untuk sekedar menghargai
sosok lain yang hendak memberikan penghargaan, walau terkadang harus berbuat
lebih banyak, berfikir lebih keras, bahkan melakukan hal luar biasa dalam waktu
yang amat singkat, untuk menghargai apa yang telah mereka lakukan. Semoga bisa
banyak belajar dari sosok tersebut.
Ku tulis saat berada di Desa
Kemudo, Prambanan, Klaten dalam mengikuti rangkaian kegiatan “IPB Goes To Field
2013” selama 3 Minggu di Klaten. Teman baru, pengalaman baru, dan banyak hal
baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar