Engkau tidak sedang terlambat,
Jika pagi masih membuatmu khawatir, mungkin engkau dapat mencobanya siang hari
Atau mungkin senja agar dapat lebih banyak berbenah
Namun engkau harus tetap mencoba
Sebab dengan itu engkau bebas menyelami rasa tanpa penyesalan akhirnya
Mungkin engkau tahu kisah Rasulullah semasa mudanya, suri tauladan yang tak pernah tertandingi
Ingatkah engkau akan peletakan hajar aswad di zaman Rasulullah pasca bencana banjir
Saat itu beliau belum diangkat menjadi Rasul
Sebuah kehormatan andai dapat menjadi sosok peletak batu tersebut
Berebutlah masing-masing kelompok dengan mengedepankan pemimpinnya
Hingga akhirnya Muhammad, Suami Khadijah ini mengajukan usul
”Siapa pun yang besok pagi datang paling awal ke tempat pembangunan (renovasi) maka dialah yang berhak atas kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad.”
Akhirnya setujulah mereka
Keesokan harinya, Muhammad lah yang datang paling awal
Namun ia tetap menunggu, bahkan akhirnya mengajak beberapa tokoh lain untuk turut berkontribusi
Ia bentangkan sorban, ditaruhnya hajar aswad, kemudian bersama yang lainnya saling bahu-membahu
Meletakkan kembali hajar aswad tersebut
Sungguh, berawal dari sebuah kompetisi, namun dengan strategi akhirnya menjadi jalan silaturahmi
Meneladani kisah di atas sejatinya meneladani keterlambatan
Hakikatnya mungkin bukan terlambat, bukan datang di saat tidak tepat
Namun hanya kesempatan yang berbeda
Muhammad tak menghakimi sesiapapun yang terlambat
Bahkan tak menyalahkan atau menghilangkan kesempatan
Ia bahkan berbagi kesempatan dengan sejawatnya
Walaupun harus sedikit memperpanjang waktu
Lalu bagaimana dengan kita?
Mungkin tersadar kita terlampau sering menghakimi waktu
Kita terlalu membenci sikap rekan dari sebuah ketaatan diri
Kita lupa mencontohkan, kita lalai memberi contoh
Lalu kita mengkritisi tanpa henti
Engkau telah sadar, terkadang keterlambatan berbuah pertimbangan
Engkau harus mengalah sebab terlambat
Engkau tertolak karena muncul di saat yang tidak tepat
Lalu engkau kehilangan kesempatan
Yakinlah kawan, terkadang penolakan itu adalah penerimaan yang tertangguhkan
Allah hendak mengujimu dengan waktu,
Atau dengan gigihmu yang mulai luntur, semangatmu yang mulai mengendur
Atau bahkan dengan ini engkau dapat menabung pengalaman
Yakinlah, tiada kesan terlambat saat niatan mencoba masih terus menggebu dalam raga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar