Menulislah, sebab menulis akan mengingatkan kita untuk terus
bersyukur padaNya. Adakalanya jemari kelu untuk sekedar bertuang sajak,
terkadang fikiran buntu untuk berbagi kisah, namun akan lebih kelu andai
cerita, kenangan, dan pengalaman itu terlupa sia-sia oleh keterbatasan kuasa
fikir kita.
Tidak ada salahnya bersyukur lewat goresan tinta, tidak ada
salahnya berbagi pengalaman lewat tulisan, sebab hidup itu akan lebih indah
dengan saling bertukar nasihat dalam kebenaran dan kesabaran.
Lalu apa yang membuat sebagian di antara kamu berhenti
menulis? Takut dengan diksi? Atau kurang percaya oleh hasilnya nanti? Bukankah
untuk sekedar bersyukur itu tidak perlu dimanjakan oleh rasa takut.
Tulisan ini juga pendek, tanpa balutan majas, bahkan banyak
melanggar diksi. Namun tidak ada salahnya untuk sekedar berbagi rasa dan
mewujudkan secuil syukur pagi ini.
Rasa itu datang, lalu menyambang sempurna dalam akal, hingga
berlabuh sebentar di hati, kemudian terlarut ke fikir. Ah, itu hanya sebentar,
beberapa saat kemudian rasa itu akan hilang tanpa tersisa lagi. Maka menulislah
untuk sekedar menuangkan rasa agar tak sepenuhnya menjauh dari fikir.
Akhirnya, menulislah untuk bersyukur kawan.
*buat 3 Keponakanku yang masih kecil, Yafi, Zaidan, dan Lia. semoga kalian bisa menjadi seorang yang juga hobi menulis nanti, menulis apapun itu asal tetap bermanfaat untuk orang lain. maaf belum bisa pulang untuk bertemu wajah lucu kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar