“Rumput tetangga terkadang terasa lebih hijau. Jangan iri
dengan rimbunnya tajuk dan kanopi di sana, ada kalanya kita belajar lebih
banyak tentang bagaimana hijaunya rumput mereka”
Musim ujian tengah semester di kampus hijau ini telah usai,
namun ada yang sedikit berbeda dengan salah satu fakultas di IPB. Faktanya,
sebuah kegiatan akbar berskala nasional baru saja usai dilaksanakan selepas UTS
ini oleh fakultas MIPA IPB. Pesta Sains Nasional, ya, PSN nama bekennya. Sebuah kegiatan mirip
olimpiade, namun lebih aplikatif dengan sentuhan unsur-unsur kompetisi
tertulis, kompetisi cepat tepat, hingga presentasi prototype. Sebut saja
kompetisi yang dilombakan yaitu Statistika Ria, Meteorologi Interaktif, Lomba
Cepat Tepat Biologi, Matematika Ria, dan masih banyak lagi. Kegiatan ini
dikemas untuk siswa SMA atau sederajat dalam skala nasional. Tidak tanggung-tanggung,
peserta yang mengikuti kegiatan akbar ini ada sekitar 1800 siswa sehingga
membuat panitia lebih sibuk dalam menyiapkan segalanya. Peserta juga berasal
dari berbagai daerah di Nusantara ini, dari mulai yang terdekat seperti Bogor,
hingga dari daerah terjauh sekalipun seperti Aceh, Manado, dan lain-lain. Antusiasme
terlihat dari berbagai pihak, mulai dari peserta yang masih bersemangat hingga
acara berakhir, berbagai instansi yang mensponsori kegiatan ini dengan
bermacam-macam reward, media partner
yang lebih dari perkiraan semula, hingga antusiasme rekan-rekan panitia yang
tetap berkoordinasi dan saling menghargai job desk masing-masing.
Aku? Alhamdulillah masih bisa berkontribusi dalam kegiatan
ini dengan bergabung di divisi tim soal. Tugas divisi ini lumayan rumit, mulai
dari create soal, melaporkan ke dosen
untuk direvisi, hingga memeriksa jawaban peserta. Kebetulan di sini aku
diamanahi disub panitia, tepatnya di kompetisi meteorologi interaktif. Awalnya,
kekaguman langsung saja muncul saat melihat mekanisme kompetisinya. Babak penyisihan
awal dilakukan dengan sistem komputer yang tersambung dengan internet lokal,
sehingga fluktuasi nilai peserta sudah dapat dilihat saat itu juga di layar
komputer. Walaupun ada sebagian peserta yang tetap mengerjakan soal secara
tertulis, namun setidaknya sebagian besar peserta sudah dimudahkan dengan
adanya program tersebut. Sungguh menarik dan tetap sarat esensi.
Sejenak menyimpan divisi tim soal, melihat kinerja divisi
lain juga membuatku lebih bangga dan merasa belajar banyak dari mereka. tim
acara yang super sekali, LO yang tetap konsisten dari awal hingga akhir, Logstran
yang tetap giat, dan divisi-divisi lain yang tetap berkomitmen dengan job desk
masing-masing. Bahkan, ibu Kepala Departemen kami, Ibu Rini Hidayati sangat
mengapresiasi kinerja panitia. Beliau dengan senyum bangganya mengeluarkan
jutaan rupiah untuk menyukseskan acara ini. subhanallah, keberkahan terkadang
memang datang dengan tiada diduga-duga.
Melihat, mengamati, dan merasakan kegiatan pesta sains yang
demikian suksesnya membuatku lebih terpacu lagi untuk menyukseskan acara yang
satu ini. Gebyar Prestasi Santri, sebuah acara tahunan CSSMoRA IPB yang juga diperuntukkan
untuk siswa setingkat SMA, namun dalam hal ini adalah santri pondok pesantren. Alhamdulillah,
sebuah amanah besar karena untuk GPS tahun ini, aku diamanahi sebagai ketua
pelaksana. Sebuah mandat yang harus dipertanggungjawabkan demi kebaikan CSSMoRA
IPB di tingkat internal maupun eksternal. Tahun lalu juga sempat merasakan
pengalaman sebagai panitia GPS. Dengan suka duka yang ada, dengan berbagai
kendala dan halangan yang melanda, dan dengan minimnya pendanaan, akhirnya
kegiatan GPS berskala nasional tahun lalu sukses terlaksana walaupun dengan
berbagai evaluasi yang membangun.
Tahun ini? tidak muluk-muluk, berawal dari semangat panitia
nantinya, dengan feel kepanitiaan di
GPS, dan dengan kinerja panitia yang tetap konsisten dan berkomitmen dengan job
desk, berharap besar acara tahun ini akan jauh lebih sukses dari sebelumnya. Rumput
tetangga mungkin jauh lebih hijau, bahkan mereka jauh lebih subur, namun tiada
salahnya kita berupaya menghijaukan rumput kita sendiri. Beruntung sekali masih
memiliki GPS tahun lalu dengan berbagai kritik, evaluasi, dan saran yang
berdatangan dari berbagai pihak, karena sesungguhnya hal itu jauh lebih penting
untuk kemajuan acara GPS ini dari sebuah pujian. Mengutip sedikit pernyataan Aa
Gym dalam sebuah acara Kick Andy, beliau mengatakan “jebakan popularitas,
jebakan kemudahan, jebakan penghormatan jauh lebih berbahaya daripada
penghinaan, caci maki”. Lebih jauh pula, beliau menambahkan pernyataannya dalam
sebuah analogi. “seorang ibu membawa anaknya untuk divaksinasi. Anak menangis,
anak menjerit, anak demam, susah tidur. Tetapi, suatu saat anak itu akan
berterima kasih sudah divaksinasi. Niat ibu baik walaupun caranya tidak populer
dipahami anak. Allah maha tahu segala niat.”
Gebyar Prestasi Santri Se-Jawa Bali. Insyaallah. Semoga hadirnya
acara ini semakin menghadirkan animo bahwa santri tidak harus dipandang sebelah
mata. Semoga acara ini juga tetap sarat esensi, tetap menghadirkan feel
teman-teman panitia, dan tetap menjadi GPS yang lebih baik dari acara serupa
sebelumnya. Bismillah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar