“Allaahumma laa sahla Illa maa Ja’altahu Sahla
Wa Anta taj’alul hadzna idza syi’ta sahla”
Alhamdulillah, segala rasa syukur ini tak henti-hentinya
terlantun untuk yang kesekian kalinya. Hari ini akhirnya sampai juga di
pertengahan jalan menempuh Ujian Tengah Semester di Kampusku. UTS kali ini
merupakan kali ketiga selama aku berada di kota hujan ini. Namun sungguh UTS
kali ini sedikit berbeda dengan ujian sebelumnya. Ketika masa Tingkat Persiapan
Bersama dulu, sistem kebut semalam masih dapat diandalkan untuk dapat meraih
yang baik-baik, namun sekarang dengan metode sistem kebut semalam itu malah
membuat “Ngoyo yang berlebihan” hingga letih menyiksa gak karuan. Namun setidaknya,
syukur itu harus tetap terucap, karena hingga kini nikmatNya masih tetap menyatu
dalam raga ini. ya, tidak hanya nikmat sehat saja, namun nikmat sakit juga ku
rasakan di sela-sela ujian. Hal ini tentu menjadi sebuah alternatif tersendiri
buatku untuk lebih banyak beristirahat.
Empat hari masa-masa Ujian, empat kali ujian tepatnya, dan
empat mata kuliah yang diujiankan. Berawal dari mata kuliah Oseanografi yang
membuat tercengang oleh 3 soal analisis namun cukup menyita banyak waktu untuk
menjawabnya. Di hari kedua, kembali hadir Ujian Mekanika fluida, sebuah mata
kuliah interdepartemen dari departemen teknik mesin yang juga cukup membuat “letih
berlebihan” oleh permainan rumus-rumus fluida. Di hari ketiga, mungkin saatnya
untuk berkutat dan mencoba menelaah lebih lanjut akan mata kuliah departemen
sendiri, ujian meteorologi, sebuah mata kuliah dasar namun agaknya banyak
memainkan analisis, logika, dan rumus-rumus matematis. Kemudian, hari ke empat,
atau tepatnya hari ini, mata kuliah pengantar ilmu tanah yang kebanyakan berisi
hafalan-hafalan teori itu juga menyita banyak waktu karena kuantitas soal yang
lebih dari 100 buah. Alhamdulillah, keempatnya sudah berlalu, kini tinggal
menunggu kembali ujian yang belum terlaksana.
Ujian kali ini juga bertepatan dengan idul Qurban, walaupun
tidak sempat pulang ke rumah, namun setidaknya sudah sering berkomunikasi
dengan mereka.
Akhirnya, ujian kali ini benar-benar membuatku yakin bahwa
hasil bukanlah parameter akhir, karena masih ada usaha yang selalu dilakukan
dengan maksimal, masih ada do’a yang selalu mengiringi ikhtiar, dan masih ada
proses yang insyaallah selalu dilakukan dengan yang baik-baik. Mudah atau
tidaknya segala urusan, serahkan saja kepada sang pengatur langit dan bumi ini.
husnudzon lebih baik untuk melakukan segalanya dengan ikhlas. Tetap semangat!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar