Berbicara tentang konsep energi dan berbagai hal yang
berkaitan dengannya adalah sebuah pembahasan yang akan selalu aktual untuk
diperbincangkan. Faktanya, kehidupan sehari-hari yang kita lalui tidak pernah
terlepas dari penggunaan energi, baik yang didapat melalui proses fisik, kimia,
maupun biologis. Akibatnya keberadaan energi di berbagai lapisan kehidupan ini
menjadi sebuah hal yang sangat penting penggunaannya.
Berbicara lebih lanjut akan penjabaran energi yang digunakan
oleh hampir seluruh makhluk hidup, saatnya pula kita berbicara lebih serius
akan sebuah energi yang tak terbarukan yang saat ini dikenal sebagai energi fosil.
Berbagai khalayak berbicara akan keberadaan dan ketersediaan energi yang satu
ini. berawal dari perbincangan hangat akan kekhawatiran mengenai stok energi fosil
atau yang lebih umum bernama minyak bumi yang semakin menipis, pemikiran
berkelajutan untuk mengkonversi energi fosil ke dalam beberapa energi
terbarukan yang lebih ramah lingkungan, hingga pertimbangan akan berbagai
kendala yang dihadapi untuk melakukan konversi energi fosil ke dalam energi
lainnya.
Tentang prolog sederhana tersebut, sebuah ajang lomba debat
tingkat fakultas baru saja usai ku ikuti. Alhamdulillah, segala puji bagiNya,
ajang kompetisi ini berhasil membawaku dan 2 orang teman satu departemenku yang
juga satu tim denganku ke babak grand final. Lomba debat yang bertema besar
tentang energi ini konsen untuk membahas akan keberadaan energi fosil kita
khususnya bahan bakar minyak yang sudah mulai menipis persediaannya, menawarkan
sebuah solusi untuk beralih ke energi lain yang lebih efisien dan tentunya
lebih ramah lingkungan, dan menginformasikan akan banyaknya kendala dalam
menerapkan teknologi baru tersebut.
Sebuah ajang Perdebatan setiap sesinya diikuti oleh dua tim
yang masing-masing akan mempertahankan pernyataan dan pendapatnya, hingga tentu
saja dua tim ini salah satunya berperan sebagai tim pro, dan tim lainnya
bertindak sebagai kontra. Akan ada pernyataan awal, interupsi, mosi, dan
kesimpulan dari masing-masing tim. Suasana yang boleh dikatakan panas merupakan
hal biasa dalam sebuah ajang lomba debat, karena masing-masing tim akan tetap
bersikeras mempertahankan opini masing-masing dengan didukung data-data
terkini, fakta-fakta yang ada dan kekuatan dalam menyampaikan ide-ide.
Hari itu, berawal dari tim GFM (kelompokku) melawan tim
BIOLOGI. Perdebatan sudah memanas sejak awal dimulainya perdebatan. Dengan topik
yang akan dibahas yaitu konversi BBM ke BBG, kami menempatkan diri sebagai tim
pro. Sebuah alasan kuat yang ku utarakan kepada tim kontra mengapa kita harus
mengkonversi BBM ke BBG adalah negara Indonesia adalah 10 besar penyedia Gas
Alam terbesar di Dunia serta BBG agaknya lebih efisien dalam penggunaannya. Selain
itu, tim kelompokku juga menguatkan dengan data-data yang ada walaupun tim
kontra juga menyanggah dengan berbagai data yang jauh lebih lengkap menurutku. Hingga
setelah sesi debat usai dan pengumuman pemenang untuk melanjutkan ke babak
selanjutnya, tim kami berhasil mengungguli tim kontra yang artinya kami berhak
masuk babak semifinal bersama 4 tim lainnya.
Di hari selanjutnya, alhamdulillah masih bisa melangkahkan
kaki kembali ke Pojok Mipa untuk melanjutkan kompetisi ini. kali ini timku
berhadapan dengan tim Biokimia 1. Tim lawan kali ini adalah mereka yang terjun
ke dunia BEM, tentu saja mereka lebih banyak pengalaman akan debat dan
pengetahuan tentang indonesia terkini. Namun dengan mengesampingkan minder,
akhirnya kami berhasil mengungguli nilai tim Biokimia 1 setelah mengupas banyak
perdebatan dengan topik khusus yaitu tentang konversi BBM ke Listrik nabati.
Hingga hari selanjutnya pun tiba, setelah berhasil melewati
semi final, akhirnya BIG MATCH pun hadir. Kali ini lawan dari ajang debat ini
adalah tim Biokimia 2. Tim mereka tidak tanggung-tanggung karena beranggotakan
para intelek muda yang telah banyak menyabet penghargaan baik tingkat fakultas,
universitas, maupun nasional. Pengetahuan akan konsep energi, sumberdaya, dan
penggunaannya juga tidak perlu diragukan lagi. Ditambah dengan data-data mereka
yang akurat dan relevan dengan topik perdebatan. Namun kami tetap berhasil
menghadapi dan mengimbangi jalannya perdebatan final tersebut. Perdebatan semakin
panas tatkala masing-masing tim mengeluarkan interupsi yang saling melemahkan
tim lain. Debat final ini berakhir dengan tanggapan dari dewan juri yang sudah
tidak diragukan lagi kapasitasnya di IPB dan Nasional ini. diantara tim juri
itu ada seorang wapresma dan menteri-menteri BEM KM.
Alhamdulillah, akhirnya sebuah ajang ini sedikit banyaknya
telah menambah pengalaman dalam diri untuk lebih kritis akan hal dan fenomena
di negeri ini. kemenangan bagiku bukanlah segalanya, namun sesungguhnya sikap
arif dari dalam sanubari inilah yang dibutuhkan untuk kemajuan negara kita,
Indonesia.
Terima kasih banyak teman satu tim debat antar fakultas MIPA
IPB Tresna Muhammad (GFM 48) dan Gigih Bangun W (GFM 48). Juga buat
teman-teman GFM yang telah mendukung. Hidup
generasi atmosfer, hidup Meteorologi Indonesia, hidup GFM.
“semangat itu tidak harus lahir dari jiwa yang berkecukupan,
jiwa yang sehat, yang kuat, maupun yang sempat, namun semangat juga harus
terlahir dari jiwa-jiwa yang tetap hidup dalam berbagai lini kehidupan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar