Menanggapi pidato kenegaraan Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono yang baru saja dilaksanakan di Gedung DPR RI agaknya dapat menjadi
perbincangan hangat dan aktual tentunya. Pidato yang rutin dilaksanakan setiap
tangggal 16 Agustus ini atau bertepatan dengan sehari sebelum peringatan hari
kemerdekaan RI ini merupakan sebuah momentum untuk menyampaikan berbagai
rencana kenegaraan RI satu tahun ke depan.
Malam ini, bertepatan dengan penghujung ramadhan, pidato
sakral itu baru saja digelar. Hal yang menjadi sebuah topik menarik tentunya
adalah berbagai terobosan-terobosan baru yang akan segera diaplikasikan untuk
kemajuan negara ini. Saya sendiri lebih tertarik kepada rencana presiden
terkait transportasi. Rencana penambahan sarana dan prasarana transportasi di
berbagai sektor sepertinya akan menambah kemudahan logistik dan mengurangi
masalah-masalah transportasi. Di mulai dengan penambahan jumlah pesawat dan
bandar udara, kemudian berlanjut kepada pembangunan Rel kereta api sekaligus
penambahan kereta api. Di sektor perairan, akan terjadi penambahan kapal laut,
sedangkan di sektor darat akan dilakukan terobosan-terobosan baru untuk
memperkecil tingkat kemacetan, kecelakaan lali lintas, dan polusi udara. Saya sebagai
seorang mahasiswa yang konsen terhadap disiplin ilmu “Pencemaran Udara” tentu
saja sangat mengapresiasi rencana pemerintah tersebut. Semoga nantinya masalah
polusi udara di berbagai sektor dapat teratasi sedikit demi sedikit.
Dari berbagai hal yang menarik menurut saya, ada satu hal
yang membuat saya sedikit tertawa. Di sela-sela pidatonya, SBY mengungkapkan
akan memperhatikan gaji pegawai dan pensiunan, spontan saja terdengar tepuk
tangan riuh dari para hadirin yang hadir yang mungkin sebagian besar adalah
anggota dewan. Hmm, saya hanya berharap agar mereka tidak mementingkan “salary”
saja, harus tetep “ngabdi” buat negeri ini.
Selain beberapa topik itu, SBY juga menyinggung tentang
masalah kemiskinan yang masih menjadi problema pelik di kalangan rakyat
Indonesia. Saya jadi ingat sebuah kutipan dalam kumpulan pemikiran SBY yang
tertuang di dalam “Indonesia Unggul”. Beliau mengatakan “kemiskinan adalah
masalah semua orang. Bahkan jika tidak terdapat masalah kemiskinan di dalam
batas negara anda, anda tetap tidak dapat mengabaikannya. Kita akan terus
menghadapi masalah ini bersama-sama”. ya, artinya masalah kemiskinan adalah
tanggung jawab kita juga. Saling tolong menolong, program subsidi silang,
program BAZIS, dan lain-lain merupakan upaya dari dalam diri untuk dapat peduli
kepada sesama agar pada akhirnya tingkat kemiskinan di negara ini dapat
terdegradasi.
*semangat Ramadhan.
hmm.. sungguh sangat erotis eh ironis pemerintahan SBY... dulu dia disanjung sanjung.. sekarang dihujat..
BalasHapus