Alhamdulillah, pagi ini kembali menorehkan secerca “kertas
buram sederhana” di halaman ini. Tak terasa sudah setengah bulan menjalani
puasa bersama keluarga. Kalau ingat setahun yang lalu, ketika menjalani puasa
di asrama Tingkat Persiapan Bersama IPB, rasanya berat banget. Betapa tidak,
ketika sebelum puasa, kami (mahasiswa BUD Kemenag) dimanjakan dengan catering
yang “comfortable” banget saat suasana matrikulasi, nah pas bulan puasa, kami
harus berjuang untuk mencari sesuap nasi disaat buka dan sahur sendiri-sendiri.
Namun sesungguhnya itu telah melahirkan banyak kesan, banyak kenalan dengan
teman-teman se-Indonesia, hingga melahirkan pengalaman yang begitu berharga.
“tak seperti bintang di langit, tak seindah warna pelangi..”
hmm, lirik lagu milik band religi “edcoustic” yang mengingatkan banyak kesan
dengan teman-teman lorong 1 asrama TPB IPB. Berpuluh-puluh lagu milik edcoustic
itu hampir menjadi santapan rohani kami setiap hari, sampai-sampai aku hafal
liriknya. Of course, lagunya menyejukkan suasana yang kala itu jauh dari
keluarga.
“Hombes”. Sebuah sekret milik himpunan mahasiswa penerima
beasiswa kementrian agama RI pun menjadi tujuan utama saat buka dan sahur
menjelang, hingga kami pun sering menghabiskan malam di sana. Walaupun banyak
nyamuk, walaupun harus bersempit-sempitan, namun kebersamaan kami tercipta di
sana. Aku mengenal hombes hingga sering menghabiskan waktu disana untuk sekedar
bernomaden atau ketika bosan menjadi “insan asrama”.
And then, beberapa hari menjelang lebaran aku telah bersiap
untuk pulang kampung dengan segudang cerita yang sudah seharusnya ku bagi
kepada keluargaku, kepada sahabat-sahabat kecilku, hingga kepada adik-adik
kelasku yang menginginkan akan kampus rakyat ini.
Akhirnya, lagi-lagi suasana seperti ini mengajarkanku untuk selalu bersyukur padaNya, tiada alasan untuk berhenti bersyukur.
Akhirnya, lagi-lagi suasana seperti ini mengajarkanku untuk selalu bersyukur padaNya, tiada alasan untuk berhenti bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar