Tak perlu menyesali sebuah pilihan, toh
pilihan itu adalah sebuah kenyataan dan keharusan yang harus diemban. Bunga
anggrek tak pernah menyesal untuk tumbuh di organ tumbuhan lain, karena itu
memang pilihan hidupnya. Hujan tak pernah menahan butiran air hingga
menjatuhkannya ke muka bumi ini, itu juga sebuah pilihan. Laut, hutan, gunung,
bukit, dan berbagai fenomena di alam ini, mereka rela memilih sebuah kenyataan
tanpa penyesalan. Sedikit berprolog tentang alam tiada salahnya bukan?
Pilihan itu indah pada akhirnya,
bukankah dengan adanya kesempatan untuk memilih kita telah berhasil memanajemen
diri dan memposisikan diri dalam sebuah situasi. Tiada larangan apakah kita
hanya akan berkutat diantara rumitnya sebuah permasalahan, atau kita akan
keluar dari zona kenyamanan dan mencoba menciptakan atmosfer yang lebih
menantang. Berbekal istikharah dan dengan dukungan orang-orang di sekitar kita,
pilihan akan terasa lebih indah.
Memiliki harta, melangsungkan pernikahan
di usia muda ataupun kuliah hingga bergelar Doktor merupakan beberapa pilihan
yang setiap orang dapat memilikinya. Kebebasan memilih kini telah
digembor-gemborkan di berbagai kesempatan. Inilah saatnya memilih untuk yang
terbaik, keindahan pilihan tidak terletak pada aspek kuantitatif dan fisik saja,
namun lebih kepada kenyamanan orang yang melakukan sebuah pilihan. Kadar
keindahan itu terjadi apabila pilihan yang kita ambil dapat menjadikan
hari-hari kita menjadi lebih indah.
Bukankah memilih diantara beberapa
pilihan dapat dipelajari secara fisik?. Benar, kuncinya, mulai sekarang,
latihlah kemampuan anda untuk menempatkan diri diantara beberapa pilihan,
kemudian mulailah untuk memilih salah satu pilihan dengan berbagai
pertimbangan. Dengan terus berlatih untuk memilih, akan menjadi sebuah kebiasaan
yang bernilai positif bagi diri anda.
Bukankah
hidup itu pilihan....
Ikrom
Mustofa
Bogor,
11 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar